KERANGKA ACUAN KEGIATAN INOVASI “PUSPA’S PAGE”
PUSKESMAS PURASEDA TAHUN 2020
Gambar 1. Judul Inovasi
I. PENDAHULUAN
Puspa’s Page atau halaman Puskesmas Puraseda merupakan salah satu inovasi
layanan masyarakat milik Puskesmas Puraseda yang memanfaatkan teknologi dan sosial
media dalam penggunaan dan pendekatannya. Inovasi ini berguna dalam mendukung
pelaksanaan program kesehatan untuk lebih dikenal masyarakat wilayah kerja Puskesmas
pada khususnya dan pengguna sosial media pada umumnya. Halaman Puspa (Puskesmas
Puraseda) merujuk pada media sosial yang digunakan oleh Puskesmas dalam
mengunggah kegiatan dan aktivitas Puskesmas yang terkonsep rapi dan berkelanjutan.
Saat ini sosial media yang termasuk pada Puspa’s Page adalah media sosial Instagram
dan Youtube.
II. LATAR BELAKANG
Gambar 2. Latar belakang inovasi
Istilah Industri 4.0 sendiri secara resmi lahir di Jerman tepatnya saat diadakan
Hannover Fair pada tahun 2011. Istilah Industri 4.0 lahir dari ide revolusi industri ke
empat. European Parliamentary Research Service dalam Davies (2015) menyampaikan
bahwa revolusi industri terjadi empat kali. Revolusi industri pertama terjadi di Inggris
pada tahun 1784 di mana penemuan mesin uap dan mekanisasi mulai menggantikan
pekerjaan manusia. Revolusi yang kedua terjadi pada akhir abad ke-19 di mana mesinmesin produksi yang ditenagai oleh listrik digunakan untuk kegiatan produksi secara
masal. Penggunaan teknologi komputer untuk otomasi manufaktur mulai tahun 1970
menjadi tanda revolusi industri ketiga. Saat ini, perkembangan yang pesat dari teknologi
sensor, interkoneksi, dan analisis data memunculkan gagasan untuk mengintegrasikan
seluruh teknologi tersebut ke dalam berbagai bidang industri. Gagasan inilah yang
diprediksi akan menjadi revolusi industri yang berikutnya.
Walaupun Indonesia tidak menjadi pusat mulainya proses revolusi industri sejak
munculnya istilah ini di Dunia, tetapi tetap harus bersiap-siap untuk menghadapi gejolak
kemajuan teknologi ke depan agar tidak tertinggal dari negara lain dan senantiasa
berusaha berperan dalam perkembangan revolusi Industri 4.0 khususnya untuk internal
negara sendiri atau pada umunya bagi dunia. Perkembangan Industri 4.0 dapat diartikan
sebagai era industri di mana seluruh entitas yang ada di dalamnya dapat saling
berkomunikasi secara real time kapan saja, dimana saja dengan berlandaskan
pemanfaatan teknologi internet dan CPS guna mencapai tujuan tercapainya kreasi nilai.
Perkembangan revolusi industri dewasa ini sekilas merujuk kepada perkembangan dunia
digital, dimana semua bidang kehidupan manusia melibatkan teknologi mesin yang
terhubung melalui internet untuk mendapatkan kemudahan. Di Indonesia Pengguna
internet terus meningkat setiap tahunnya. Tahun 2018 sebesar 64,8% atau sebanyak
171,17 juta orang Indonesia telah menggunakan internet, dengan populasi paling banyak
terdapat di pulau Jawa yaitu sebanyak 50% penduduk di pulau jawa telah mendapatkan
akses internet. bila lingkup diperkecil kembalu maka provinsi jawa barat
menyumbangkan jumlah populasi pengguna internet paling tinggi di jawa dan juga di
Indonesia yaitu sebesar 16,7%. Indonesia harapannya dapat memanfaatkan
perkembangan Industri 4.0 sebagai sarana untuk mengatasi masalah-masalah yang
terdapat diseluruh lapisan masyarakat seperti masalah kesehatan.
Bukan hanya penyakit tidak menular seperti kanker dan penyakit jantung koroner
saja yang menjadi masalah kesehatan di masyarakat dan sekaligus menjadi tanggung
jawab bagi seluruh pelayanan kesehatan di Indonesia. Terdapat dua masalah kesehatan
yang lain yaitu penyakit yang baru atau penyakit yang telah lama tidak ditemukan tetapi
ditemukan kembali dan penyakit menular. Kondisi dimana Indonesia memiliki 3 beban
dalam kesehatan kesehatan masyarakat biasa disebut dengan triple burden diseases.
Perkembangan penyakit merupakan hal yang hampir seimbang bahkan lebih
dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan penduduk di Indonesia, setiap detik penduduk
di Indonesia terkena penyakit yang belum tentu dapat dengan mudah diketahui penyebab
dan cara mengobatinya. Setiap individu manusia baru merasakan dirinya mengalami
penyakit apabila mengalami gejala-gejala yang mulai mengganggu, tindakan yang
diambil salah satunya adalah dokter dan Rumah Sakit. Peran Rumah Sakit sebagai salah
satu institusi kesehatan belum memadai dalam publikasi informasi tentang kesehatan,
meskipun tindakan rumah sakit dalam mempromosikan penyakit dan
penanggulangannya sudah dilakukan dalam lingkup kecil (personal). Institusi Puskesmas
berperan dalam usaha promotif dan preventif sehingga di harapkan sebagai peran utama
dalam melaksanakan promosi kesehatan untuk masyarakat. Tetapi penggunaan metode
dan media konvensional membuat cakupan sasaran upaya promosi kesehatan masih
dapat dikatakan kecil dan frekuensi yang terbatas. Salah satu media penyampaian
informasi secara cepat dengan teknologi merupakan salah satu kehandalan internet
sebagai fenomena teknologi, untuk penggunaan media internet.
Menurut WHO, promosi kesehatan adalah proses mengupayakan individu -
individu dan masyarakat untuk meningkatkan kemampuan mereka mengandalkan faktorfaktor yang mempengaruhi kesehatan sehingga dapat meningkatkan derajat
kesehatannya. Bertolak dari pengertian yang dirumuskan WHO, Indonesia merumuskan
pengertian promosi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat agar mereka
dapat menolong diri nya sendiri (mandiri) serta mengembangkan kegiatan bersumber
daya masyarakat sesuai sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang
berwawasana kesehatan. Hasil rumusan Konferensi Internasional Promosi Kesehatan di
Ottawa, Canada menyatakan bahwa promosi kesehatan adalah suatu proses untuk
memampukan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka.
Dengan kata lain, promosi kesehatan adalah upaya yang dilakukan terhadap masyarakat
sehingga mereka mau dan mampu untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan
mereka sendiri. Menggunakan media sosial dapat meningkatkan akses masyarakat
terhadap informasi kesehatan, serta mempromosikan perubahan perilaku yang positif,
dengan demikian media sosial dapat berkolaborasi dan melengkapi promosi kesehatan
yang selama ini masih konvensional.
III. RANCANG BANGUN
a. Dasar Hokum Inovasi
1. Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan
2. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas;
3. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 46 tahun 2015 tentang Akreditasi
Puskesmas,, Klinik Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat
Praktek Mandiri Dokter Gigi;
4. Peraturan Pemerintah Kesehatan RI Nomor 43 Tahun 2016 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan;
5. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 44 Tahun 2016 tentang Pedoman
Manajamen Puskesmas;
6. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat
b. Permasalahan
1. Edukasi masyarakat yang sebelumnya hanya dilakukan dengan luar jaringan
2. Publikasi secara online biasanya sebatas foto yang disebarluaskan melalui status
wa atau group wa
3. Publikasi yang dilakukan dominan hanya media gambar (tanpa penjelasan rinci)
4. Puskesmas wajib memiliki sosial media Instagram
5. Publikasi harus dilakukan di hari besar kesehatan dengan menarik
c. Isu Strategis
Puskesmas Puraseda merupakan puskesmas yang cukup awal untuk
membuat akun instagramnya. Ditahun 2019 diwaktu Puskesmas di Kabupaten Bogor
sedikit sekali yang membuat akunn Instagram, Puskesmas Puraseda telah berusaha
membuat dan mengunggah informasi kesehatan yang informatif dan menarik bagi
masyarakat. Tentu dulunya tidak sebaik dan sesistematis sekarang. Puskesmas
Puraseda memiliki kompetensi dalam membuat media yang manarik, dikarenakan
petigas promosi kesehatan memiliki ketertarikan dalam membuat desain media baik
itu di media computer maupun sejenisnya. Di Indonesia Pengguna internet terus
meningkat setiap tahunnya. Tahun 2018 sebesar 64,8% atau sebanyak 171,17 juta
orang Indonesia telah menggunakan internet, dengan populasi paling banyak terdapat
di pulau Jawa yaitu sebanyak 50% penduduk di pulau jawa telah mendapatkan akses
internet. bila lingkup diperkecil kembalu maka provinsi jawa barat menyumbangkan
jumlah populasi pengguna internet paling tinggi di jawa dan juga di Indonesia yaitu
sebesar 16,7%. Indonesia harapannya dapat memanfaatkan perkembangan Industri
4.0 sebagai sarana untuk mengatasi masalah-masalah yang terdapat diseluruh lapisan
masyarakat seperti masalah kesehatan.
d. Metode Pembaharuan
Berikut adalah tabelhasil observasi sebelum dan sesudah dilaksanakannya inovasi
“Tim Kreatif PO”
Table 1. Tabel Hasil Observasi Sebelum dan Sesudah Pelaksanaan Inovasi
Indikator Sebelum Inovasi Setelah Inovasi
Grang desain Tidak memiliki Memiliki
Segmen Tidak memiliki Memiliki
Terjadwalkan Tidak terjadwalkan Sesuai jadwal program
Terdapat foto staf Tidak ada Ada
Informatif Informatif Lebih informatif
Video Ada Ada sesuai grang desain
@ Ada Ada (lebih spesifik)
# Ada Ada (lebih spesifik)
Respon ada Ada
e. Keunggulan Dan Pembaharuan
Tabel 3. 5 segmen inovasi rencana kegiatan aktualisasi
No. Judul Segmen Penjelasan
Warna Tema
(Grand desain)
1. Halo Puspa! Menginformasikan prgram-program
yang telah atau akan berlangsung di
internal Puskesmas Puraseda
Hijau
2. Inikes Singkatan dari “isu terkini kesehatan”,
menginformasikan tentang isu-isu
kesehatan yang sedang hangat di
wilayah kerja Puskesmas Puraseda
maupun isu nasional dan internasional
Merah
3. SD-nya Puspa Singkatan dari “special day nya
Puskesmas Puraseda”,
menginformasikan hari-hari kesehatan
di Indonesia ataupun di dunia.
Merah mudah
4. BB Puspa Singkatan dari “belajar bareng
puskesmas puraseda” merupaka
segmen dimana penulis memberikan
penjelaskan mengenai agent penyebab
sakit, pola penyebaran, cara
pengobatan dsb.
Biru
5. Puspa
Nostalgia
Merupakan segmen untun mengunggah
kegiatan puskesmas yang telah lama
berlangsung
Ungu
f. Tahapan Inovasi
1. Pemengang program berkoordinasi dengan penanggungjawab
2. Penanggungjawab Inovasi kemudian bersama pemegang program menyusun
informasi kesehatan yang akan di unggah
3. Penanggung jawab inovasi membuat rancangan desain atau video yang akan di
unggah
4. Penanggung jawab inovasi memberikan rancangan kepada pemegang program
5. Hasil dari rancangan berupa media visual dan atau audio visual kemudian
diunggah ke media sosial dengan kategori yang telah di tentukan dan
disampaikan juga melalui media sosial lintas sektor yang terkait.
g. Kecepatan Inovasi
Proses Lama waktu
Membuat template grand desain 1 minggu
Membuat 5 segmen 1 minggu
Membuat 5 segmen sesuai grand desain 1 minggu
Sosialisasi 1 hari
IV. TUJUAN DAN MANFAAT
Gambar 3. Manfaat inovasi
a. Tujuan umum
Mengoptimalkan peran dan funsi promosi kesehatan dengan penerapan Tata
nilai Puskesmas Puraseda dalam meningkatkan perilaku Kesehatan pada masyarakat
melalui Media social dan tren.
b. Tujuan khusus
1. Mendukung jalannya program kesehatan yang melibatkan masyarakat luas
2. Membantu terlaksaanya pogram kesehatan dan membuat terlihat lebih menarik
3. Mendorong terciptanya kampenye kesehatan yang didukung oleh lintas sector
dan masyarakat melalui social media
4. Mendekatkan diri dengan masyarakat dan lintas sektor
V. KEGIATAN POKOK
Gambar 4. kegiatan inovasi
VI. TAHAPAN INOVASI
No Tahapan Waktu Kegiatan Keterangan
1. Latar Belakang Masalah 04 Januari 2021 Penelusuran lapangan
2. Perumusan Ide 05 Januari 2021 Perumusan Ide dan
masukam dari semua
pihak termasuk
koordinasi dengan
Kepala Puskesmas
3. Perancangan 30 Januari 2021 Menyusun Tim
pengelola Inovasi dan
linsek
4. Implementasi 1 Februari 2021 Pelaksanaan di wilayah
kerja Puskesmas
VII. JADWAL DAN TAHAPAN INOVASI “PUSPA’S PAGE”
Gambar 5. Jadwal pelaksanaan inovasi
VIII. EVALUASI PELAKSANAAN
Pelaksanaan evaluasi kegiatan dengan “Puspa’s Page” dilakukan terus menerus
dan dapat dilakukan sebelum, saat, dan setelah pelaksanaan kegiatan program.
Perbaikan dilakukan paling lama satu hari dengan melakukan perbaikan kesalahan dan
evaluasi yang dilakukan berulang guna memperbaiki acara yang akan dilaksanakan.
Leuwiliang, 29 Januari 2021
Mengetahui
Kepala Puskesmas Puraseda
Arief Sudrajat, SKM, MM
NIP. 197103041991011002